Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 40% tenaga medis di dunia pernah mengalami kekerasan di tempat kerja, dengan rumah sakit menjadi salah satu lokasi paling rentan. Laporan dari International Association for Healthcare Security and Safety (IAHSS) juga menunjukkan bahwa insiden kekerasan di rumah sakit meningkat hingga 47% dalam lima tahun terakhir.
Jika rumah sakit Anda belum memiliki sistem keamanan yang kuat, sudah saatnya untuk mempertimbangkan ancaman nyata yang bisa terjadi kapan saja.
Rumah sakit adalah tempat yang selalu ramai dengan aktivitas 24/7, menjadikannya target empuk bagi pelaku kejahatan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang membuat rumah sakit rentan terhadap ancaman keamanan:
Berbeda dengan fasilitas lainnya, rumah sakit tidak dapat membatasi akses secara ketat karena harus melayani pasien darurat kapan saja. Hal ini membuat penyusup lebih mudah masuk tanpa terdeteksi.
Rumah sakit menyimpan berbagai jenis obat-obatan mahal, termasuk narkotika dan psikotropika yang sering menjadi incaran pencuri. Selain itu, perangkat medis yang bernilai tinggi juga bisa menjadi target pencurian.
Berdasarkan survei dari National Nurses United (NNU), hampir 70% perawat di AS mengalami kekerasan verbal atau fisik dari pasien atau pengunjung. Kejadian serupa juga banyak terjadi di Indonesia, di mana tenaga medis sering kali menjadi sasaran kemarahan keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan.
Di era digital, rumah sakit juga menghadapi ancaman serangan siber. Menurut laporan IBM Security (2023), biaya rata-rata akibat kebocoran data medis mencapai $10 juta per insiden, lebih tinggi dibandingkan sektor industri lainnya.
Jika rumah sakit tanpa keamanan yang baik dibiarkan beroperasi, dampaknya bisa sangat merugikan baik dari segi finansial, operasional, maupun reputasi. Berikut beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai:
Kurangnya sistem keamanan dapat menyebabkan kekerasan fisik terhadap dokter, perawat, dan staf medis lainnya. Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, pasien juga bisa menjadi korban akibat pertikaian atau penyerangan yang terjadi di area rumah sakit.
Pencurian obat-obatan, alat medis, atau bahkan barang pribadi pasien dan staf dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Studi dari The Joint Commission (2022) melaporkan bahwa pencurian obat-obatan di rumah sakit meningkat 35% dalam lima tahun terakhir.
Rumah sakit yang tidak memiliki sistem keamanan yang memadai berisiko menghadapi tuntutan hukum jika terjadi insiden yang merugikan pasien atau staf. Biaya hukum dan ganti rugi yang harus dibayarkan bisa mencapai miliaran rupiah, belum termasuk dampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat.
Kejadian keamanan yang buruk dapat membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap rumah sakit. Reputasi yang buruk akan berdampak langsung pada jumlah pasien dan pendapatan rumah sakit.
Untuk menghindari semua risiko di atas, rumah sakit harus mengadopsi sistem keamanan yang ketat dan profesional. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
Menggunakan jasa keamanan profesional seperti City Guard dapat membantu rumah sakit meningkatkan pengawasan dan mencegah ancaman keamanan. Petugas keamanan yang terlatih dapat memastikan bahwa hanya orang-orang yang berwenang yang dapat mengakses area tertentu di rumah sakit.
Pemasangan CCTV, akses pintu berbasis kartu ID, serta sistem pemantauan berbasis AI dapat membantu mendeteksi potensi ancaman lebih cepat. Teknologi seperti biometrik atau smart lock system juga dapat diterapkan di area yang menyimpan obat-obatan atau data pasien.
Salah satu inovasi yang dapat membantu tenaga medis dalam situasi darurat adalah panic button system. Dengan sistem ini, tenaga medis dapat dengan cepat memanggil petugas keamanan jika terjadi kekerasan atau ancaman lainnya.
Selain mempekerjakan petugas keamanan, seluruh staf rumah sakit juga harus diberikan pelatihan tentang cara menghadapi situasi darurat, mengenali tanda-tanda ancaman, serta prosedur evakuasi yang efektif.
Beberapa area di rumah sakit, seperti ruang penyimpanan obat-obatan, laboratorium, dan ruang data pasien, harus memiliki sistem keamanan berlapis agar tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
Rumah sakit tanpa keamanan yang memadai berisiko menghadapi ancaman serius, mulai dari kekerasan terhadap tenaga medis, pencurian obat-obatan, hingga ancaman siber. Dengan meningkatnya angka kejahatan di fasilitas kesehatan, langkah pencegahan harus segera diambil sebelum terjadi insiden yang merugikan.
Menggunakan jasa keamanan profesional seperti City Guard adalah solusi terbaik untuk memastikan bahwa rumah sakit Anda tetap aman, baik bagi pasien, tenaga medis, maupun aset rumah sakit.
Your email address will not be published. Required fields are marked (*)